Staf Khusus Menristek: Kokohkan Integrasi Science dan Islam
Abadi Wijaya Selasa, 28 April 2015 . in Berita . 3125 views
562_dr-h-abdul-wahid-maktub.jpg
1. Prof. Dr. H. Abdul Wahid Maktub berbincang dengan Prof. H. Imam Surayogo sebelum memulai kuliah tamu di Gedung Pasca Sarajana UIN Maliki Malang

 

GEMA-Prof. Dr. H. Abdul Wahid Maktub, staf khusus Menristek RI memperkokoh perjuangan UIN Maliki dalam hal integrasi sciense dan Islam. Dalam kuliah tamu yang digelar di Kampus Dua UIN  Maliki, pria alumni Universitas Gajah Mada tersebut merumuskan empat hal dalam pencapaian integrasi sciense dan Islam. Yaitu meliputi spiritual, intelektual, visi-misi dan struktural (24/4).


Lebih lanjut pejabat pemerintah yang akan segera diangkat sebagai Kedutaan Besar RI untuk Saudi Arabia tersebut menjelaskan bahwa seolah ada pertentangan antara al Quran dan realita. Semisal kandungan al Quran menyatakan bahwa seseorang yang beriman dan beramal shalih akan di angkat derajatnya oleh Allah SWT. Pembuktian kandungan ayat tersebut harus disertai dengan upaya peningkatan ilmu pengetahuan secara sungguh-sunguh dan tidak sekedar beriman dan melakukan ritual ibadah semata. “Mau tidak mau, orang Islam harus mengakaji dan mempelajari Iptek agar tidak ada disconnect antara ayat suci dan realita,”  imbuh pria kelahiran Madura tersebut.

Dari visi-misi, lanjut Pak Wahid, telah tergambar jelas di kampus UIN Maliki akan adanya integrasi sciense dan Islam. Demikian pula dari sisi struktural kelembagaan,  perpaduan kampus dengan pesantren serta rencana pembangunan Fakultas Kedokteran dan Saintek merupakan inisiatif berharga dalam upaya mencapai integrasi tersebut. “Ini tidak mudah. Kalaupun UIN Maliki telah menggagas upaya integrasi ini sekian lama dan berhasil mewujudkannya, maka ini merupakan hal yang luar biasa dan akan menjadi panutan bagi Perguruan Tinggi lain,” ungkap pria yang pernah studi di Kampus IKIP Yogyakarta tersebut.
Tokoh NU yang pernah dinobatkan sebagai mahasiswa lulusan terbaik di UGM tersebut juga menjelaskan bahwa sesungguhnya Islam memiliki dimensi alamiah yang sangat luas. Karena segala sesuatu bersumber dari Tuhan.” Orang Islam memahami bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber dari Tuhan (Kullu Ilmin min Indillah). Maka jangan ada dikotomi dan polarisasi ilmu pengetahuan. Orang Islam berhak dan harus menguasai iptek, tidak hanya orang-orang tertentu saja,” paparnya (sy).

(Mukhlish)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up