Berantas Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme Jadi Tanggung Iawab Semua Elemen Bangsa
Abadi Wijaya Rabu, 25 November 2015 . in Berita . 2996 views
776_xabzag.jpg

Setelah melalui rentetan kegiatan yang padat, akhirnya kegiatan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) IV akan berakhir hari ini (25/11). Wakil Presiden Republik Indonesia, H. Muhammad Iusuf Kalla secara langsung yang menutup kegiatan ini di Gedung Soekarno lantai V, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.


Dalam sambutannya, pria yang biasa disapa ]usuf Kalla tersebut mengucapkan selamat kepada ICIS, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, jamiyyah Ahlith Thoriqoh al- Mu’tabar0h An—Nahclliyah (IATMAN) dan Kementerian Luar Negeri yang telah sukses menyelenggarakan pertemuan konferensi cendekiawan muslim, ulama dan sufi sedunia (ICIS) IV.
Iusuf Kalla juga mengapresiasi para nara sumber dan peserta dari berbagai negara yang ikut berpartisipasi memberikan kontribusi dalam pembahasan berbagai isu terkait dengan tema konferensi. Terutama disepakatinya “Malang Message” sebagai panduan dan referensi bagi dunia Islam yang menegaskan kembali Islam Rahmatan lil Alamin.
Dia juga menyambut baik deklarasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menuju World Class University ( WC U) yang telah menegaskan pentingya pendidikan transformatif yang memadukan spiritualitas dan intelektualitas, serta mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan ilmu agama dalam konteks kekinian. "Saya yakin dengan tekad dan keseriusan kita semua kiranya UIN Malang akan dapat menjadi salah satu kiblat perguruan tinggi Islam di dunia,” tegasnya.
Dikatakan, dunia saat ini ditandai dengan dua fenomena ekstrim. Yaitu saat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, akhlak dan moralitas manusia menukik ke titik nadir yang mengancam peradaban manusia. Lebih tepatnya, ketika bangsa-bangsa di dunia semakin menunjukkan kreativitasnya, muncul ideologi ekstrim dan kekuatan baru yang mengancam perdamaian dunia.
Jusuf Kalla mencontohkan, serangkaian aksi teror seperti serangan teroris di Beirut, Paris, dan Bamako serta berbagai belahan dunia lainnya meru/pakan bukti nyata semakin paradoksnya situasi dunia saat ini. Munculnya radikalisme dan ekstrimisme yang kemudian melahirkan terorisme dengan mengatasnamakan agama sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan.
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut, jelas lusuf Kalla, ada dua hal yang dapat lakukan. Pertama, menumpas akar permasalahannya dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi. Deradikalisasi dengan meluruskan pemahaman-pemahaman yang salah tentang Islam juga harus dilakukan.
Kedua, karena terorisme merupakan masalah global, semua pihak perlu merapatkan barisan. Yaitu dengan melakukan aksi nyata mengatasi aksi radikalisme, ekstritimisme dan terorisme. ”Melalui kerja sama global, saya yakin masalah yang menjadi momok bagi kita semua ini akan dapat ditangani dengan baik,” paparnya.
”Para ulama dapat menjembatani perbedaan melalui dialog dari hati ke hati di antara para pemimpin agama untuk membangun sikap saling hormat satu sama lain dan menyebarluaskan perdamaian global,” kata pria yang dua kali menjabat Wakil Presiden RI ini.
*Media Center ICIS IV

 

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up