Menangkap Harapan Terhadap Perguruan Tinggi Islam
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Sabtu, 3 September 2016 . in Dosen . 2035 views

Perguruan tinggi yang menggunakan identitas atau nama Islam sudah sedemikian banyak, baik yang berstatus negeri maupun swasta. Pengg8iunaan nama itu sebenarnya memiliki arti atau setidaknya cita-cita, yaitu agar melalui lembaga pendidikan tinggi itu berhasil dikenalkan ajaran Islam, dan kemudian dipahami, dihayati, dan akhirnya dijadikan pedoman dalam hidup sehari-hari.

Sekalipun tidak secara tegas dan jelas menggunakan nama Islam, banyak perguruan tinggi yang memiliki misi Islam, yakni ingin membangun peradaban sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad sebagai utusan Allah. Perguruan tinggi dimaksud menggunakan nama tokoh pejuang Islam, atau juga organisasi Islam, misalnya universitas Sultan Agung, Universitas Hasyim Asy'ari, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Hamka, Universitas al Ghazali, Universitas Muhammadiyah, dan tentu masih banyak lagi lainnya.

Kegiatan utama perguruan tinggi seharusnya adalah riset, dan demikian pula perguruan tinggi Islam. Melalui kegiatan riset itu, maka akan diperoleh pikiran-pikiran baru, temuan baru, inovasi baru, dan semacamnya yang akan digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh kedamaian. Namun sayangnya, oleh karena masih dalam suasana keterbatasannya, baik menyangkut tenaga manusia dan perangkat pendukung lainnya, maka perguruan tinggi Islam, kegiatannya masih sebatas pada pendidikan dan pengajaran, dan belum secara signifikan mengembangkan riset yang dimaksudkan itu.

Perguraun tinggi Islam, ----di banyak tempat, oleh karena konsentrasinya masih pada pendidikan dan pengajaran, maka yang dibanggakan adalah berapa jumlah lulusannya, berapa kali mewisuda sarjana pada setiap tahunnya, berapa jumlah peminat masuk perguruan tinggi dimaksud, dan sejenisnya itu. Sementara itu, tentang berapa buku pada setiap tahun yang berhasil diterbitkan, jurnal ilmiah yang dipublikasikan, dosen atau guru besarnya yang dipandang memiliki wibawa akademik, dan seterusnya, terasa belum menjadi agenda penting untuk diperbincangkan.

Padahal umpama perguruan tinggi Islam konsisten dengan cita-cita mulia yang dicanangkannya, yaitu menjadi bagian kekuatan untuk membangun peradaban Islam, maka apapun yang dilakukan, baik dalam riset, kerjasama, dan bahkan ketika membuka program studi baru, selalu mengkaitkan dengan orientasi besar dimaksud . Maka perguruan tinggi Islam bukan sekedar berusaha meluluskan mahasiswa sebanyak-banyaknya tanpa jelas akan digunakan untuk apa, melainkan berusaha membangun kekuatan baru yang relevan dengan kebutuhan masyarakat ideal yang akan dibangun.

Masyarakat Jawa Timur yang berorientasi pada kehidupan agraris dan sedang menuju industri modern misalnya, maka perguruan tinggi Islam seharusnya memposisikan diri untuk mendukung orientasi dimaksud. Program studi, riset, dan kajian-kajian yang dilakukan seharusnya menyesuaikan dengan gerakan membangun masyarakat Jawa Timur dimaksud. Akhirnya, perguruan tinggi Islam menjadi instrumen penting pembangunan masyarakatnya. Sebaliknya tidak selayaknya, keberadaan perguruan tinggi, tidak terkecuali perguruan tinggi Islam, terasa kurang begitu jelas kaitannya dengan gegap gempita pembangunan yang sedang dijalankan di wilayahnya.

Cara pandang yang demikian tersebut menjadikan kehadiran perguruan tinggi Islam memang dihendaki oleh semua pihak oleh karena berhasil memberi sumbangan langsung pada kehidupan masyarakat. Kesan bahwa perguruan tinggi justru menyumbang persoalan baru dengan memproduksi lulusan yang tidak siap kerja akan menjadi hilang dengan sendirinya. Sudah barang tentu, perguruan tinggi yang mampu melakukan peran demikian itu, menuntut keberanian untuk melakukan perubahan mendasar, baik menyangkut cara berpikir, kegiatan belajar di kampus., kurikulum, ukuran keberhasilan mahasiswa, dan seterusnya. Sebaliknya, jika apa yang dilakukan masih sama sebagaimana yang berjalan selama ini, maka sekalipun mengemban nama besar, yaitu Islam, tidak akan memberi sumbangan sebagaimana yang ditunggu-tunggu dan diharapkankan selama ini. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up