Kajian Al Qur'an Oleh Jam'iyyatul Islamiyah Di Kalimantan Barat
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Jumat, 7 Oktober 2016 . in Dosen . 2688 views

Saya yakin masih banyak orang di berbagai daerah yang belum mengenal organisasi Islam bernama Jam'iyyatul Islamiyah. Kesan seperti itu terasa semakin jelas ketika saya bertemu dengan orang dan menyebut nama organisasi itu, ternyata banyak orang yang masih menanyakan tentang kegiatannya bergerak dalam bidang apa, diikuti oleh siapa saja, pengurusanya siapa saja, dan seterusnya.

Pertanyaan tersebut saya anggap wajar, oleh karena mereka memang benar-benar belum tahu dan apalagi mengerti. Selain itu, tidak seperti NU, Muhammadiyah, al Irsyad, dan lain-lain yang mereka itu telah memiliki berbagai jenis kegiatan, misalnya pendidikan, rumah sakit, dan lain-lain, sedangkan Jam'iyyatul Islamiyah selama ini kegiatannya baru berfokus pada kajian al Qur'an dan Hadits Nabi. Kegiatan dimaksud dilakukan secara rutin pada setiap seminggu sekali, tersebar di berbagai wilayah di mana organisasi ini sudah ada pengikutnya.

Sebenarnya tidak banyak yang istimewa dari kegiatan tersebut. Para pengikutnya di berbagai daerah, kebanyakan berasal dari para akademisi yang berasal dari kampus-kampus, khsusunya bagi mereka yang berminat mendalami al Qur'an dan Hadits Nabi, para pengusaha, birokrat, dan masyarakat pada umumnya yang jumlahnya terbatas. Rupanya kegiatan tersebut semakin diminati oleh banyak kalangan, mungkin oleh karena tema-tema yang dipilih dalam kajian itu disesuikan dengan apa yang dibutuhkan atau yang diminati oleh mereka yang hadir.

Pada umumnya kajian agama yang dilakukan di berbagai kalangan, para ustadz yang membawakan ceramah menguraikan pandangannya sesuai dengan pertimbangannya sendiri. Para ustadz dimaksud mengulas ayat al Qur'an dan Hadits Nabi atau lainnya sesuai dengan apa yang dipersiapkan sejak dari rumah. Atau, menyesuaikan dengan tema yang dipilih oleh pengurus atau panitia kegiatan dimaksud. Dengan pendekatan seperti itu, peserta pengajian lebih bersikap pasif, yaitu apa saja yang disampaikan oleh penceramah akan diterimanya.

Berbeda dengan kebiasaan tersebut, kajian yang dikembangkan oleh Jam'iyyatul Islamiyah, materi atau ayat-ayat al Qur'an dan Hadits Nabi yang dibahas disesuaikan dengan kebutuhan atau minat para peserta kajian yang hadir pada waktu itu. Biasanya kegiatan itu, setelah dibuka dengan membaca surat al Fatehah bersama, dan membaca beberapa ayat al Qur'an, dilanjutkan dengan apa yang disebut dengan istilah muqadimah. Pada mata acara ini, beberapa peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan yang dipandang perlu atau penting untuk dibahas. Mendasarkan pada pertanyaan itulah, pendakwah atau penceramah memberikan jawaban yang semuanya mengacu pada al Qur'an dan Hadits Nabi.

Pendekatan kajian al Qur'an seperti itu, sudah barang tentu menuntut para pendakwah memiliki pengetahuan yang luas tentang al Qur'an dan Hadits Nabi. Ketika mendapatkan pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya, sangat mungkin pendakwah belum menemukan jawaban dari sumber ajaran Islam dimaksud. Ketika menghadapi kenyataan seperti itu, pendakwah atau penceramah, yang tergabung di dalam organisasi Jam'iyyatul Islamiyah sengaja tidak akan memberikan jawaban dari sumber lain, misalnya mencukupkan dari pandangannya sendiri. Mereka lebih memilih untuk menunda jawaban itu dan akan mencarinya dan akan menjelaskan pada kesempatan kajian berikutnya.

Kajian al Qur'an dan Hadits tersebut, ternyata di Kalimantan Barat berkembang pesat. Kelompok-kelompok kajian di kota propinsi dan juga di masing-masingf kabupaten terselenggara secara rutin. Para Pengurus Dewan Pimpinan Daerah di Provinsi itu menyusun jadwal pendakwah di masing-masing kelompok yang tersebar di berbagai tempat. Hal yang sangat menggembirakan, menurut informasi, jumlah jama'ah di masing-masing kelompok dari waktu ke waktu semakin banyak jumlahnya. Suatu hal yang menggembirakan, para pengikut kajian ini tidak terbatas dari latar belakang organisasi Islam tertentu.

Sebagaimana yang saya ikuti kegiatan tersebut ketika sedang berkunjung ke Pontianak beberapa waktu yang lalu, saya melihat sendiri bahwa para pesertanya ada yang berasal dari NU, Muhammadiyah, beberapa kyai atau ustadzi pesantren, dan lain-lain. Suatu hal yang mengharukan, saya memperoleh informasi bahwa, mereka yang datang tidak saja berasal dari masyarakat di sekitar tempat kegiatan itu, tetapi bahkan ada yang berasal dari tempat jauh hingga puluhan kilometer. Mereka datang dengan maksud berusaha memahami petunjuk kehidupan yang bersumber dari ajaran Islam itu.

Mengikuti perkembangan kegiatan Jam'iyyatul Islamiyah, terbayang gambaran ke depan, seumpama kegiatan dimaksud berhasil dijaga secara istiqomah dan jangkauannya semakin meluas, maka masyarakat akan semakin sempurna di dalam memahami ajaran agamanya. Selama ini di beberapa tempat, al Qur'an dan Hadits Nabi, menurut pengamatan saya, masih baru sampai digunakan untuk memperdalam ritual, misalnya membaca dengan harapan memperoleh pahala sebanyak-banyaknya, dan belum selalu diikuti oleh usaha memahami pesan-pesan dari sumber ajaran Islam dimaksud.

Selainnya, saya juga menggambarkan bahwa melalui kegiatan Jam'iyyatul Islamiyah itu, umat Islam dari berbagai latar belakang organisasi social keagamaan akan semakin sering bertemu dan melakukan kegiatan yang amat mulia, yaitu berusaha memahami al Qur'an dan Sunnah Nabi. Hal yang menarik lagi berikutnya, kegiatan itu sama sekali tidak dikaitkan dengan persoalan ekonomi, politik, dan semacamnya. Berbagai kegiatan tersebut diarahkan hanya pada upaya dengan sungguh-sungguh memperbaiki dirinya masing-masing, dan lebih khusus lagi adalah berusaha menjaga, merawat, dan memperbaiki hatinya sendiri-sendiri. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up