Antara Berjuang Dan Diperjuangkan
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Senin, 26 Desember 2016 . in Dosen . 14881 views

Siapapun dalam hidup ini berharap memperoleh kebahagiaan. Namun kebahagiaan yang dimaksudkan itu bagi setiap orang ternyata tidak selalu sama. Ada orang yang merasa bahagia ketika sedang berjuang dan berhasil. Sementara lainnya, lebih suka menikmati hasil perjuangan. Demikian pula, ada saja orang yang lebih suka menjadi pemberi, tetapi sebaliknya merasa beruntung dan bahagia ketika memperoleh pemberian.

Oleh karena menyenangi berjuang, seseorang bersedia bekerja keras, melakukan apa saja yang berguna, sekalipun orang lain tidak mau mengerjakannya. Baginya yang terpenting adalah berhasil mengurangi kesulitan atau penderitaan sesama, memberi manfaat, dan bahkan juga membahagiakan orang banyak. Orang yang berjiwa demikian itu biasanya dipercaya dan ditunjuk menjadi pemimpin.

Para pejuang dalam bidang apa saja selalu tampil di depan. Mereka mau mengorbankan apa yang dimiliki, baik berupa tenaga, harta, dan bahkan jiwanya sekalipun untuk kepentingan orang lain. Orang seperti itu biasanya tidak peduli, apakah pada akhirnya akan memperoleh sesuatu, atau tidak. Kesenangan dan kebahagiaan yang diperoleh adalah ketika dirinya bisa berjuang untuk kepentingan orang banyak.

Sebaliknya, ada juga orang yang merasa senang dan bahagia ketika sedang diperjuangkan dan atau diberi. Orang yang berjiwa demikian itu tidak tepat menjadi pemimpin. Mereka yang suka diperjuangkan dan juga gembira hanya tatkala diberi, selalu mengambil posisi di belakang dan juga tidak mau beresiko.

Islam memberikan petunjuk dan dorongan kepada umatnya, agar menjadi pejuang atau menjadi pihak yang selalu memberi, dan sebaliknya, bukan sekedar sebagai orang yang diperjuangkan atau diberi. Sebagai orang Islam dianjurkan agar berjuang, baik dengan harta dan sekaligus juga jiwanya. Orang yang bersedia melakukan hal itu dijanjikan akan memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya.

Masih terkait dengan berjuang, umat Islam dianjurkan untuk selalu menjadi pemberi. Disebutkan di dalam hadits Nabi, bahwa, tangan di atas lebih baik dan mulia dibanding tangan di bawah. Artinya menjadi pemberi lebih utama dibandingkan sekedar menjadi orang yang diberi, pihak yang menerima, dibantu, dan sekedar dibelas-kasihani. Maka, untuk menjadi seorang muslim yang baik, seharusnya memposisikan diri sebagai pejuang dan bukan sebaliknya, yaitu sekedar diperjuangkan atau diberi. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up