MENJELANG PIONIR, TIM CATUR PERLU PENDAMPINGAN EKSTRA
Abadi Wijaya Senin, 24 Juni 2019 . in Berita . 599 views
2121_c2.jpg

Meski memiliki optimisme tinggi untuk merebut medali emas di kandang sendiri, tim catur UIN Malang menyimpan sebuahharapan tersendiri. Pasalnya, cabang catur membutuhkan perhatian dan antusiasme yang cukup dari universitas. Bentuk  perhatian yang seharusnya diberikan harusnya berupak fasilitas serta wadah yang resmi. Saat ini, olahraga catur selalu menjadi cabang lomba yang mengisi turnamen antar PTKIN, seperti IPPBMM dan PIONIR.
Sejauh ini, berkembangnya olahraga catur di UIN Malang bergantung pada sebuah komunitas yang awalnya dibentuk oleh dosen dan karyawan. Karena berbentuk komunitas, para anggota dapat mudah keluar-masuk komunitas begitu saja. Selain itu, tidak ada perekrutan atlet yang rutin. Padahal, stok atlet catur sangat banyak dan merata. Tak hanya itu, komunitas ini juga telah diakui oleh PERCASI Kota Malang dan telah mengikuti liga antar kampus. Namun, perwujudan legalitas sebagai UKM masih terhalang oleh koordinasi dan administrasi kampus.

2122_c3.jpg


“Harapan kita sebenarnya satu, bisa dijadikan sebagai salah satu UKM. Karena kalau sudah menjadi UKM, akan lebih mudah untuk mengkoordinirnya, pelatihannya, dan lain sebagainya,” ungkap Saiful, koordinator catur PIONIR.
Di samping itu, pelatih tim catur UIN Malang, Iqra’, MN.PNP, turut menyayangkan kondisi ini. Pelatih PERCASI Kota Malang yang juga berkontribusi dalam PORPROV Jawa Timur ini mengungkap bahwa tidak adanya UKM merupakan faktor penyebab atlet catur UIN Malang kurang bersinar di turnamen terbuka. Dibandingkan dengan kampus lain, sistem pelatihan UIN Malang kurang lancar.
Tak hanya soal UKM, tim catur juga menyayangkan adanya pelatihan fisik yang kurang. Padahal, kata Saiful, pelatihan teori untuk kesehatan otak para atlet tidak cukup. Latihan yang terjadwal dalam TC harus meliputi pelatihan fisik juga.
“Catur itu benar gambarannya olahraga otak, tapi sebenarnya fisik dan mental juga harus dipersiapkan. Beberapa atlet catur itu yang dipersiapkan bukan hanya teorinya saja, tapi disarankan untuk olahraga. Renang, lari, dan lain sebagainya. Itu harus dijadwalkan dalam TC,” jelasnya.
Selain itu, Saiful juga mengaku sangat mendukung wacana diadakannya karantina untuk atlet PIONIR. Dengan adanya karantina, Saiful yakin bahwa chemistry antar peserta akan terbentuk. Sayangnya, hingga saat ini, wacana karantina belum ditindaklanjuti. Namun, berbagai halangan ini tidak mengurangi optimisme tim catur untuk merebut medali emas di PIONIR. Nantinya, dengan modal medali, UKM catur diharapkan segera terealisasi.

Reporter: Fatimatuz Zahro

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up