PROF. ZAINUDDIN: AKHLAK TAK HANYA SEBATAS SOPAN SANTUN
Iffatunnida Jumat, 3 Juli 2020 . in Berita . 629 views
2821_borang-perpus.jpg

GEMA-Di awal tahun 2020, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengukuhkan Prof. Dr. M. Zainuddin, MA. sebagai Guru Besar Bidang Sosiologi Agama (8/1). Ia menyinggung permasalahan kehidupan beragama disandingkan dengan kehidupan berdemokrasi pada orasi ilmiah yang disampaikan di Aula Gedung Rektorat lt. 5. Beragam masalah yang timbul dalam suatu negara seharusnya menjadi sorotan para pakar di bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama.
Ia menyatakan, output pendidikan tercermin dari akhlak seseorang. Kata “akhlak” di sini sering diartikan secara sempit. “Orang-orang memahami akhlak sebatas sopan santun. Padahal, akhlak karimah itu mencakup berbagai kebajikan,” paparnya. Salah satu kebajikan yang sering diabaikan ialah menjaga alam semesta. Secara tak sadar, banyak sekali perilaku manusia yang berimbas negatif bagi lingkungannya sendiri.
Dalam konteks demokrasi, lanjutnya, akhlak ditunjukkan dengan komitmen dan moralitas. Keduanya akan keluar dengan alami sebagai bukti dari hasil pendidikan. “Sudah sepatutnya ada reorientasi pendidikan agama di sekolah,” lugas wakil rektor bidang akademik UIN Malang ini. Dalam reorientasi tersebut, perlu diperhatikan lagi ajaran untuk kesadaran sosial. “Kita tahu manusia adalah makhluk sosial, jadi sepatutnya diberi bekal kebermasyarakatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, seiring dengan mengajarkan kesadaran dalam kehidupan bermasyarakat, ada juga hal yang harus ditanamkan dalam pendidikan agama. “Bahwa agama harus dipahami sebagai suatu kebenaran, bukan hanya sebagai identitas, simbol, dan politis,” jabarnya.
Ajaran agama, masih kata Prof. Zainuddin, harus dipahami maknanya secara substansial. Dengan pemahaman yang menyeluruh tentang agama di institusi pendidikan, maka tidak mustahil akan lahir manusia dengan akhlak yang benar-benar mulia di segala aspek. “Ini akan menjadi indikator keberhasilan dakwah agama dalam dunia pendidikan,” tutur Pria kelahiran Kabupaten Bojonegoro ini.
Namun, permasalahan yang mengaitkan agama di suatu negara bukan cuma menjadi tanggung jawab pribadi ataupun pelaku pendidikan. Harus ada peran pemerintah agar problem tersebut tidak berlarut. “Peran negara menjadi esensial untuk mengantisipasi dan juga mengatasi masalah kehidupan beragama dan demokrasi di Indonesia, seperti konflik, ekstremisme, terorisme, dan intoleransi,” jelasnya.
Pengukuhan Prof. Zainuddin Januari lalu menambah jumlah guru besar di UIN Malang. Total 13 profesor yang dimiliki kampus berlogo Ulul Albab itu. Jumlah tersebut tentu masih jauh dari ideal. Pasalnya, jika dirasiokan dengan jumlah dosen dan mahasiswa, UIN Malang harus memiliki 84 guru besar yang tersebar di seluruh program studi. (nd)

(INFOPUB)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up